Views: 652
0 0

Jelang Ramadhan, Forkabi Gelar Gebyar Budaya Betawi

Redaksi Otoritas
Views: 653
0 0
Read Time:3 Minute, 48 Second

Jakarta, otoritas.co.id — Forum Komunikasi Anak Betawi dan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara Menggelar Gebyar Seni Budaya Betawi di sepanjang jalan GSB,Tipar Cakung ,Sabtu (18/3). Acara merupakan rangkaian seni dan kuliner betawi serta melestarikan budaya nyorog orang betawi dalam menyambut jelang bulan romadhon tahun ini berlangsung sejak 18-19 Maret 2023.

“Semua rangkaian acara yang tampil pada Gebyar Seni Budaya Betawi menyuguhkan penampilan tari betawi, ondel-ondel, palang pintu, pencak silat, gendang pencak, gambang kromong,manusia petasan, hadroh, marawis, qasidah rebana dan hadir juga band betawi terbaik yang dikemas dalam satu pertunjukan seni budaya,” kata Sekretaris DPD Forum Komunikasi Anak Betawi Jakarta Utara”,H.Anas Syukron saat dikonfirmasi awak media

Nyorog merupakan tradisi khas Betawi yang masih ada sampai saat ini. Biasanya, tradisi tersebut digelar untuk menyambut bulan Ramadan. Dalam bahasa Betawi, Nyorog artinya menghantar atau mengantarkan sesuatu. Pada praktiknya, tradisi ini memang berupa kegiatan mengantarkan makanan kepada orang yang dituakan atau anggota keluarga yang sudah tua.

Adapun sejarah hingga pelaksanaan tradisi Nyorog yang patut untuk diketahui adalah sebagai berikut. Sejarah Nyorog Jauh sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, masyarakat Betawi sering menggelar ritus baritan atau sedekah bumi. Dalam acara adat tersebut, masyarakat akan mengantarkan sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Sri.
Semua itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat.
Namun seiring dengan masuknya Islam di tanah Jawa, tradisi tersebut sedikit berubah.

Masyarakat Betawi tetap mengantarkan makanan, tetapi bukan dalam bentuk sesajen dan bukan untuk Dewi Sri, melainkan untuk orang-orang yang dituakan. Mereka melakukan itu sambil bersilaturahmi ke rumah orang-orang yang dituakan atau dihormati menjelang bulan Ramadhan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua.

“Sekarang, ide (nyorog) itu ‎oleh orang betawi dijadikan budaya penghormatan dan silaturahmi kepada orang-orang yang kita hormatin,” ujar H.Anas “Misalnya, kalau saya punya Abang, punya encang, encing, saya nyorog ke rumahnya.‎ Kita anterin sesuatu kepadanya, kita silaturahim, minta maaf, menyambut datangnya menyambut bulan suci Romadhon,”‎ imbuhnya.

Bingkisan yang diberikan pun bermacam-macam, ada yang memberikan sembako berupa beras, telur, gula, garam, tapi ada juga yang memberi aneka masakan khas Betawi, semacam gabus pucung, sayur babanci, soto tangkar, dan sebagainya.
Kegiatan Nyorog memang dilakukan sebagai tanda penghormatan. Karena itu biasanya yang melakukan pembagiannya adalah anak muda atau pasangan muda. Bingkisan ini biasanya diantarkan kepada anggota keluarga yang lebih tua,mertua dan orang tua.

Beberapa hari lagi umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadan. Setiap daerah memiliki banyak tradisi untuk menyambut bulan suci, tidak terkecuali masyarakat Betawi. Salah satunya adalah Nyorog, yang merupakan kegiatan yang telah ada ratusan tahun di masyarakat Betawi.

Tradisi ini tidak hanya dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan, tapi jelang Idul Fitri juga. Lain itu, juga kerap dilakukan saat melangsungkan pernikahan. Seperti misalnya pihak keluarga mempelai laki-laki sebelum lamaran sudah mendatangi keluarga mempelai perempuan lebih dulu dengan membawa Sorogan atau ‎bahan makanan disertai bingkisan.

Tradisi yang mulai tergerus zaman
Bukan hanya perayaan guna memperingati datangnya bulan Ramadan, Nyorog juga dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi, khususnya bagi para anggota keluarga yang tinggalnya berjauhan. Karena pada zaman dahulu, warga Betawi memiliki tempat tinggal yang berjauhan antara satu dengan yang lainnya.

Memang pada masa itu antara satu rumah dengan yang lainnya paling tidak terhampar hutan atau kebun yang luas. Wujud usaha untuk menyambangi kerabat di tempat yang jauh ini membuat Nyorog semakin bermakna.

Tapi sejak awal tahun 2000-an, Nyorog semakin sulit untuk ditemui, tak seperti zaman dulu yang menjelang Ramadan pastinya banyak sekali kaum muda-mudi Betawi yang berseliweran melaksanakannya. Meski begitu, sebenarnya tradisi Nyorog ini masih diterapkan oleh beberapa kalangan, meskipun sifatnya bukan lagi perayaan, melainkan hanya kegiatan personal.

Salah satu faktor yang membuat tradisi ini mulai tergerus zaman ialah relokasi warga Betawi, karena banyak masyarakat Betawi asli Jakarta yang pindah ke kota-kota satelit, seperti ke Depok, Tangerang, Bekasi, atau Bogor.

Faktor lainnya ialah kondisi ekonomi. Banyak yang mengatakan bahwa tradisi Nyorog ini biasanya sering dilakukan hanya oleh keluarga yang berada atau cukup kaya. Karena sekarang terbalik, justru kaum muda yang biasanya kondisi ekonominya masih belum stabil sehingga belum bisa berbagi kelebihannya dengan orang lain.

Indonesia memiliki ragam suku yang melimpah. Salah satu sukunya adalah suku Betawi. Suku yang mayoritas penduduknya bertempat tinggal di Jakarta ini, sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.

Selain kuliner tradisionalnya yang lezat, suku Betawi juga terkenal dengan ragam budayanya yang unik dan masih terjaga hingga sekarang.

“Ini merupakan budaya khas suku Betawi yang unik dan masih ada hingga sekarang. Semoga kelestarian budayanya terus terjaga sampai generasi yang tiada batasnya,” ujar H.C.Habibih( Ketua DPD Forkabi) mengakhiri pembicaraanya saat memberikan sambutan pada acara gebyar seni budaya betawi.

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

SMKN 1 Cibinong Gelar Peringatan Isra Mi'raj , "Membangun Akhlak Dengan Mencintai Islam Melalui Sholat Serta Tilawah"

Bogor, otoritas.co.id – Kegiatan peringatan Isra mi’raj di SMKN 1 Cibinong mengambil tema “Membangun Ahklak dengan memencintai Islam melalui sholat dan Tilawah” pada Jumat (17/3/2023) di lingkungan sekolah. Acara diawali dengan doa bersama dan pembacaan Alquran oleh Siswa SMKN 1 Cibinong yakni Lutfi Hanif (Qiroah) dan Tiara Yuliani (saritilawah) dilanjutkan […]

Subscribe US Now