0
0
Otoritas, Bandung. Tubuh renta itu tetap saja mengayuh sepedanya.walau badannya penuh dengan cucuran keringat dan sesekali mengusap keringat di wajahnya namun seperti tiada lelah dia tetap saja menerobos jalanan kota.Dialah Sariban (74 th) yang sering menyapu dan membersihkan sampah di sekitar Dago, pada saat Car Free Day setiap hari Minggu. Beliau tanpa pamrih dan tanpa rasa malu dengan setia menekuni pekerjaan mulianya itu.
Sariban memang dikenal sebagai pegiat lingkungan dan menjadi garda terdepan masyarakat Bandung untuk kebersihan lingkungan, karena dengan sukarela Sariban memunguti setiap sampah yang ada di depan matanya.
Berbekal sepeda ontel dan alat seadanya, yang dilengkapi atribut-atribut bertuliskan “PEDULI LINGKUNGAN”, “JAGALAH KEBERSIHAN.” Sariban juga membawa sapu lidi, keranjang sampah, sekop sampah, dan palu serta selalu menyematkan bendera merah putih kecil di sepedanya.
Sariban menyusuri pinggiran jalan penghubung kota Bandung dengan kota lainnya, dengan menggunakan pengeras suara ia berteriak dan mengajak masyarat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.Sariban pun tak lupa membawa Linggis untuk mencabuti paku yang menancap di pohon-pohon. Baginya sederhana saja, indah dan bersih itu adalah sifat Allah karena itu kita harus mencintai keindahan dan kebersihan.
Sariban lahir di Magetan, 7 Agustus 1943 dan merantau ke Bandung. “Saya dari Magetan merantau ke Bandung karena penasaran dengan istilah Bandung Kota Kembang,” ujar Pak Sariban. Lalu beliau bertanya kepada beberapa temannya yang pernah tinggal di Bandung mengenai istilah “kota kembang”. Akan tetapi tak satupun diantara temanya yang mengetahui arti kota kembang.
Akhirnya, Sariban menduga-duga, jika arti “kota kembang” ini kemungkinan adalah Bandung merupakan kota yang dari tahun ke tahun pembangunan gedungnya berkembang terus-menerus.
Sariban adalah seorang pensiunan PNS, kegiatan membersihkan kota Bandung bukanlah kegiatan yang dilakukannya setelah pensiun, dulu ketika masih aktif sebagai PNS Sariban selalu membagi waktu bekerja dan bersih-bersih. Bahkan ketika bulan puasapun Sariban tetap melakukan kegiatan bersih-bersih.
Kini jerih payah Sariban mulai diapresiasi masyarakat. Tak sedikit orang yang peduli dan memberikan sedikit uang untuk jerih payahnya selama ini. Walau serba kekurangan, Sariban memiliki beberapa rencana dan harapan untuk masa depan lingkungan di Kota Bandung.
